Saturday, April 19, 2025
No menu items!
HomeUncategorized"Endorsement" dan Basa-basi Politik ala Jokowi soal Capres-Cawapres 2024.

Endorsement” dan Basa-basi Politik ala Jokowi soal Capres-Cawapres 2024.


JAKARTA, Jurnus.com – Presiden Joko Widodo lagi-lagi bicara soal sosok calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024.

Sebutlah ketua umum partai politik, menteri, hingga kepala daerah, pernah disebut Jokowi sebagai sosok capres cawapres potensial.

Oleh sejumlah pihak, isyarat Jokowi itu disebut-sebut sebagai sinyal dukungan atau endorsement politik.

Di sisi lain, saking banyaknya tokoh yang pernah disebut, Jokowi dinilai tengah basa-basi saja.

Pernyataan terbaru Jokowi soal kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 disampaikan dalam acara Hari Lahir (Harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jumat (17/2/2023).

Dalam acara tersebut, mulanya Jokowi bertanya ke para tamu undangan ihwal sosok capres dan cawapres yang hendak diusung PPP pada Pemilu 2024.

“Saya mau bertanya, PPP ini calonnya siapa sih? Karena di sini hadir semua lho. Ini hadir semua calon-calon presiden dan wakil presiden,” ujar Jokowi di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat.

Presiden lantas menyebutkan sejumlah nama sebagai sosok capres-cawapres potensial, mulai dari ketua umum parpol hingga menterinya di Kabinet Indonesia Maju.

Ada figur yang berulang kali disingung Jokowi seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, ada pula nama yang baru pertama disebut yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Selain itu, ada nama Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menko Polhukam Mahfud MD, hingga Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Ini bukan hal baru buat Jokowi. Sebelumnya, kepala negara beberapa kali menyinggung sinyal dukungan buat Prabowo Subianto.

Saat ditanya awak media ihwal dukungannya ke kandidat capres, November 2022 lalu, Jokowi terang-terangan menyampaikan bahwa dirinya mendukung Prabowo.

“Sejak awal saya menyampaikan mendukung beliau (Prabowo),” kata Jokowi usai menghadiri Indo Defence Expo and Forum 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Isyarat dukungan serupa juga Jokowi sampaikan saat menghadiri acara hari ulang tahun Partai Perindo, Senin (7/11/2022). Presiden bilang, dirinya pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo dua periode, lalu Gubernur DKI Jakarta selama 2 tahun, dan memenangkan 2 kali pemilu presiden.

Menurutnya, Pemilu 2024 menjadi giliran Prabowo untuk memenangkan pertarungan.

“Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” ujar Jokowi saat itu, diiringi dengan riuh tepuk tangan hadirin.

Atas pernyataannya tersebut, Jokowi mengaku tak masalah jika dianggap memberikan sinyal dukungan buat Prabowo maju sebagai capres.

“Ya diartikan sinyal ya boleh, tapi saya kan ngomongnya juga enggak apa-apa lah,” katanya usai acara HUT Partai Perindo.

Pernyataan presiden beberapa waktu lalu juga sempat menimbulkan spekulasi bahwa Jokowi mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju sebagai calon RI-1.

Saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Pro Jokowi (Projo) di Magelang, Jawa Tengah, 21 Mei 2022, Jokowi meminta relawannya tak terburu-buru bicara pencapresan, meski mungkin yang didukung hadir di tengah-tengah acara.

Sontak, spekulasi publik tertuju ke Ganjar lantaran politisi PDI-P itu turut hadir dalam acara tersebut.

Apalagi, Ganjar sejak lama digadang-gadang sebagai kandidat capres terkuat partai banteng.

“Ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa, meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini (di arena Rakernas),” kata Jokowi disambut riuh tepuk tangan peserta Rakernas V Projo.

Jokowi kembali disebut memberikan dukungan ke Ganjar usai berpidato soal pemimpin “berambut putih” di hadapan ribuan relawannya, akhir November 2022 kemarin.

Presiden bilang, sosok pemimpin bisa dilihat dari penampilannya, salah satunya jika berambut putih. Citra “rambut putih” sendiri selama ini lekat dengan sosok Ganjar.

“Perlu saya sampaikan pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya itu kelihatan. Dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada,” kata Jokowi di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (27/11/2022).

Pertengahan Agustus 2022 lalu, Jokowi pernah menjawab perihal dukungannya ke kandidat capres. Dia mengaku tak melarang jajarannya, baik itu Prabowo maupun Ganjar, untuk berlaga pada pentas pemilihan mendatang.

“Istilahnya, saya kira karena menyampaikan kepada saya, masa saya bilang jangan, ndak, kan enggak gitu mestinya, ya silakan,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, langkah Presiden Jokowi yang menyebut sejumlah nama politisi dalam acara perayaan Harlah ke-50 PPP, Jumat (17/2/2023) kemarin dinilai sebagai endorsement politik.

Hasto mengatakan bahwa Jokowi selalu memantau “ekspektasi rakyat” terhadap calon-calon pemimpin nasional yang dipersepsikan positif oleh masyarakat.

“Dan itu bagian dari endorsement yang selalu Pak Presiden lakukan ketika menghadiri HUT partai, sehingga menunjukkan kapasitas Beliau sebagai pemimpin nasional,” kata Hasto ditemui wartawan di Lebak, Banten, Minggu (19/2/2023).

Namun, meski Jokowi merupakan bagian dari PDI-P, Hasto menegaskan bahwa calon presiden yang akan diusung partainya adalah kader mereka sendiri.

Hingga kini PDI-P belum buka suara ihwal capres cawapres Pemilu 2024. Hasto menegaskan, itu merupakan hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

“Kami secara rutin melakukan dialog, khususnya antara ibu Megawati Soekarnoputri dengan Bapak Presiden. Dalam dialog itulah dibahas hal-hal yang khusus terkait calon pemimpin nasional ke depan,” ujar dia.

Basa-basi

Sementara, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menganggap, Jokowi hanya basa-basi ketika menyebut sejumlah tokoh seperti Prabowo hingga AHY sebagai sosok capres-cawapres Pemilu 2024.

Pernyataan yang disampaikan Jokowi di acara Harlah PPP ke-50 itu dinilai tak memuat dukungan politik berarti.

“Saya melihat ini memang endorsement, tapi dalam konteks endorse-nya basa-basi karena semua orang disebut. Artinya ini bukan dukungan murni,” kata Ujang kepada Kompas.com, Senin (20/2/2023).

Menurut Ujang, pernyataan Jokowi tersebut hanya untuk menghormati dan membuat senang para tokoh yang hadir di Harlah PPP ke-50, baik ketua umum partai politik maupun menteri.

Namun demikian, tak ada yang salah dengan basa-basi Jokowi. Justru, dengan sikap demikian presiden tidak terang-terangan memperlihatkan sikap.

Sebaliknya, jika dukungan Jokowi sangat jelas ditujukan ke satu atau dua tokoh, etika politik kepala negara bakal dipertanyakan publik.

“Jokowi mungkin tidak mau mendukung satu pihak karena akan dianggap tidak adil, akan dianggap memihak, tidak netral, dianggap bermasalah,” ujar Ujang.

Ujang pun menilai, pernyataan Jokowi soal sosok capres dan cawapres itu tak akan berpengaruh ke elektabilitas para tokoh yang dia sebut.

Basis massa pendukung Jokowi diprediksi tak akan memberikan dukungannya ke nama-nama yang disebut presiden jika nama itu tak secara khusus diumumkan kepala negara sebagai sosok yang dia dukung.

Ujang memprediksi, pada saatnya nanti Jokowi bakal memberikan isyarat jelas soal figur yang dia dukung di Pemilu 2024, namun tidak untuk saat ini.

“Berbeda seandainya Jokowi meng-endorse satu nama atau satu capres dan cawapres, itu baru punya kekuatan, baru punya roh, punya dorongan, daya dongkrak dan pergerakan untuk bisa memengaruhi dukungan publik”, tutur dia(*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments